KONTAK YM

Jumat, 29 April 2011

GURU dan PROGRAM PENDIDIKAN

KEHIDUPAN GURU SD TERPENCIL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN
Guru merupakan faktor kunci keberhasilan pendidikan (Muchtar Buchori,1994), kehadiran guru dalam masyarakat merupakan hal penting . masyarakat tidak hanya memandang guru sebagai pendidik di sekolah, tetapi juga sebagai pendidik masyarakat. Masyarakat sangat menghormati sosok seorang guru. Walaupun para guru sangat sadar, meskipun  mereka dekat dengan masyarakat, namun usaha untuk mengajak mereka dan mempengaruhi agar terjadi perubahan sikap dan tingkah laku sehubungan dengan pendidikan tetap sangat sulit. Banyak faktor mengapa hal itu dapat terjadi. Di antaranya, karena pemahaman mereka akan pentingnya pendidikan masih sangat kurang, adanya sikap kritis yang timbul setelah mereka melihat berbagai kenyataan yang ada di masyarakat.
Baik dalam aspek kemasyarakatan para guru telah berhasil memainkan peranannya selaku pendidik masyarakat. Diharapkan guruyang baru diangkat melalui program khusus juga mampu melakukannya. Namun dalam aspek keprofesian, dan aspek kesejahteraan masih sangat memprihatinkan. Kesuraman ini sudah tentu baik langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi unjuk kerja guru sebagai orang yang sangat diharapkan mampu mengembangkan profesi, serta mampu memotivasi masyarakat yang kesadarannya akan pendidikan masih sangat rendah. Dan ini berdampak besar pada guru di daerah terpencil, jika perbaikan guru SD pada daerah terpencil tidak kunjung segera dapat diatasi, maka diperkirakan upaya untuk merealisasikan wajib belajar Sembilan Tahun di daerah terpencil akan sangat sulit terealisasikan secara baik.
Guru SD terpencil memang memiliki tugas berat untuk merealisasikan misinya pendidikan. Meskipun mereka di tempatkan di daerah terpencil, namun karena panggilan hati untuk mencerdaskan kehidupan bangsa mereka tetap tabah hidup jauh dari keramaian. Ketabahan ini sudah sepatutnya mendapatkan perhatian dari semua pihak.
Namun yang terjadi, masih bertolak belakang dari harapan. Betapa tidak, kenyataan menunjukkan kesejahteraan mereka masih sangat memprihatinkan. Sebagian haknya selaku pegawai negeri tidak dapat mereka nikmati sebagaimana mestinya. Gaji tak pernah dapat diandalkan, karena tanggal pembayarannya yang tidak mesti. Kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat amat sering terlambat. Akibatnya, guru harus disibukkan dengan kerja sampingan yang sering menjauhkan guru dari sekolah.
Di sisi lain ternyata para guru pun sangat rendah komitmennya terhadap pengembangan profesi. Kerendahan ini  ikut diakibatkan oleh sikap guru yang memandang bahwa dengan pengetahuan yang mereka peroleh selama study sebelum diangkat menjadi guru sudah sangat mencukupi untuk menjadi guru. Perubahan drastis yang terjadi akibat dari kemajuan iptek tidak membawa guru untuk belajar. Mereka terjerumus pada rutinitas.
Keadaan tersebut merupakan hal yang patut diperhatikan oleh semua pihak pemerintahan. Apalagi dalam rangka menyukseskan Wajib Belajar Sembilan Tahun. Tanpa bermaksud mengabaikan aspek yang lainnya. Penyuksesan Wajib Belajar Sembilan Tahun di daerah terpencil sangat tergantung pada aspek guru. Untuk itu perhatian terhadap pembinaan guru SD terpencil merupakan satu prioritas utama yang perlu ditangani     

1 komentar: